Switching your SSD: A Windows Guide

Halo! Jadi akhir-akhir ini, masalah yang gue alami adalah: laptop lemot. Ini hal biasa, sih, buat orang yang laptopnya udah berumur 2-3 tahun. Padahal spek gue ya lumayan oke, tapi kenapa masih lemot ya?

Ternyata jawabannya adalah hard disk internal gue sudah lambat. Pertama, dia masih SATA 2 (3Gbps) dan cuma 5400rpm. Oh no. Gue pun mulai cari-cari solusi. Ternyata solusinya udah di depan mata, cuma duitnya aja yang nggak ada.

S S D!

Apa sih SSD itu? Sesad?

SSD adalah kepanjangan dari Solid State Disk. Semacam flashdisk tapi dibuat hard disk, tentu dengan kemampuan yang lebih hore. Bedanya apa sama hard disk biasa? Bedanya, kalau hard disk pakai piringan yang muter (DJ???), SSD komponennya tetap di tempat. Makanya, kalau hard disk nggak boleh kegoyang-goyang (ehe), SSD silahkan aja mau dikocok (ha!), diapain, selama nggak sampai jatuh berantakan pecah. Secara dimensi pun SSD jauh lebih enteng.

Kelemahan dari SSD adalah harganya lebih mahal daripada hard disk biasa. Dengan duit 1 juta lo bisa dapet hard disk 1TB, sementara kalau mau beli SSD yang 1TB harganya hampir 5 juta. Selain itu, seperti beli barang apapun, lo harus curiga kalau liat SSD yang harganya terlalu murah.

Habis dapet informasi tentang SSD, gue cari-cari merek yang bagus. Crucial... Samsung... Sandisk... apa ya? Banyak sih, tergantung mau cari garansi, harga, atau kapasitas. Setelah membandingkan harga, kapasitas, benchmark, dan review-review, gue menetapkan pilihan ke Samsung 850 EVO. Mahal mak, gue beneran bangkrut. Di dompet gue sekarang cuma ada duit recehan.

Oh, jangan lupa beli harddisk enclosure, atau konektor SATA-to-USB. Ini perlu karena daripada hard disk lama dibuang, mending dijadiin HDD eksternal. Beli aja yang murah, dari 80 ribu sampai 300 ribu juga ada. Gue beli yang merek ORICO 2588US3.


Oke, cukup dengan sedikit curcol. Gue akan mulai guide lengkapnya sesuai dengan judul postnya.
Ada dua cara untuk ganti HDD ke SSD:
a. Clone hard disk, jadi lo nggak perlu repot reinstall semuanya di laptop. Tinggal pindahin pakai software, terus tuker, selesai. Tapi kemungkinan bakal conflict lebih gede, karena sampah dari HDD lama ikut kebawa semua.
b. Clean install. Ini cara yang lebih ribet, tapi lebih enak karena OS masih fresh, jadi masalah yang dulu nemplak di HDD bakal hilang.

Karena gue dasarnya emang suka clean install, jadi lah gue pilih cara itu. Buat gue, nggak masalah ribet sekarang, daripada masalahnya baru keluar nanti dan gue terpaksa harus clean install juga ujung-ujungnya. Gue akan jelasin disini gimana step-stepnya. Oh ya, gue cuma akan jelasin yang clean install.

PERHATIAN. Ini akan jadi guide yang panjang, karena gue mau semua caranya ada disini, dan lo cuma perlu search Google dikit. Pegel ngetiknya. Btw, gue ngelakuin ini semua di laptop Lenovo Y510P dan Windows 10. Intinya ya sama aja sih biasanya.

Langkah pertama, buat bootable USB menggunakan Windows Media Creation Tool (MCT) atau Rufus. Tapi nggak semua bisa pakai MCT, karena ada partition style yang pakai GPT (GUID Partition Table), atau MBR (Master Boot Record). Gimana cara tahu HDD lo GPT atau MBR? Buka Disk Management, atau pencet tombol Win dan R, ketik diskmgmt.msc


Klik kanan di bagian disk 0 yang gue lingkarin, terus pencet properties. Nanti ada tulisan mengenai partition style di HDD yang lo punya. HDD gue dari awal memang GPT stylenya.


Kalau HDD lo MBR, berarti lo bisa pakai Media Creation Tool (MCT) untuk bikinnya. Sementara buat yang GPT, harus pakai Rufus. Untuk cara buatnya gimana, lo tinggal cari di Google, "how to make uefi bootable usb rufus". Gampang banget buatnya.

Kalau pakai Rufus, lo harus download file ISO-nya lewat MCT, dengan cara pilih 'ISO File' di setupnya. Nanti dia akan download, dan lo pake file ISO itu buat nanti digunakan di Rufus.

Yang lo perlukan untuk bikin bootable USB adalah flashdisk dengan kapasitas 8GB. Seinget gue sebenernya nggak usah segitu, cuma 4GB mepet banget, jadi nggak ada salahnya pakai 8GB.


Kalau sudah selesai, berarti lo udah punya satu kunci, yaitu bootable usb.

Langkah kedua, backup data. Semoga lo punya HDD eksternal sendiri, atau pinjem punya orang. Backup dulu datanya ya! Atau kalau memang datanya banyak yang nggak penting, upload aja dulu dokumen penting ke cloud.

Cek dulu status aktivasi di Settings-->Activation. Kalau Windows 10, ada yang namanya digital entitlement. Jadi product key lo udah terkait sama akun Microsoft/Hotmail. Nanti kalau reinstall, tinggal sign in pakai akun itu, nanti langsung teraktivasi sendiri. Untuk jaga-jaga, gue pakai ProduKey, buat catat serial numbernya. Siapa tahu error atau gimana.

Langkah ketiga, colok SSD ke HDD. Sebenernya ada yang bilang langkah ini nggak usah dikerjain, tapi gue sih dicolok dulu ya. Abis dimasukin ke enclosure dan dicolok ke laptop, nanti pas buka disk management ada pop-up window, intinya SSD ini mau dijadiin style MBR apa GPT. Disesuaikan aja. Gue sih pilih GPT.

Langkah keempat, setup BIOS. Setiap tipe laptop beda-beda tampilannya, jadi gue cuma bisa kasih panduan buat Lenovo Y510P, tapi kira-kira sama lah.

a. Shutdown laptopnya
b. Pencet Novo button. Tombolnya yang ada gambar panah melengkung. Pencet dan tahan sampai power button nyala lampunya


credit to http://www.backup-utility.com/okr/lenovo-g50-recovery-key-1234.html


c. Pakai tombol panah, pilih BIOS Setup, terus cari di setupnya opsi USB Boot atau External Device Boot, kalau tulisannya [disabled] ganti ke [enabled]. Ada laptop yang nggak mau boot dari USB kalau nggak dimatiin Secure Boot-nya, makanya jangan lupa di-disable.

Kalau sudah semua, save dan exit settings. Laptopnya akan restart, habis itu shutdown laptopnya lagi.

Langkah kelima, tukar HDD ke SSD. Yang harus disiapin adalah:

a) Obeng kembang (gue lupa ukurannya, supaya yakin cek aja dulu ukurannya dan apakah pas sama obeng yang lo punya)
b) Tenaga
c) Enclosure
d) SSD
e) Bootable USB

Udah siap semua?

Awali dulu dengan cabut baterainya. Buat ngilangin listrik statisnya, pencet power buttonnya 3-5 detik, tapi ada yang bilang 30 detik, sih. Setelah itu, seperti biasa, buka sekrup-sekrup yang ada. Kalau ada switch locknya, digeser ke unlock dulu semuanya. Jangan kayak gue, lantaran lupa unlock switch terus gue maksa ngeluarin ultrabay gue eh ada yang copot LOL untung bisa dipasang lagi.

Buka casing belakang laptopnya, emang susah dan takut patah, cuma kalo hati-hati nggak patah kok. Gue juga pas pertama buka susah banget dicopot.

Ini ada video lengkapnya, klik. Itu udah gampang banget. Tapi hati-hati, harddisknya susah buat dicopot. Tadi gue pake pinset aja nggak keluar-keluar. Akhirnya gue shake gitu, baru keluar. Awas malah kebanting.

Udah masukin ssd dan pasang casing belakang, waktunya clean install!

Langkah terakhir, clean install. Colok bootable usb, terus pencet dan tahan Novo button sampai keluar menu yang tadi. Pilih "Boot Menu", terus nanti ada tulisan USB, pilih yang itu.

Setelah setup Windows muncul, ya sudah, ikuti step-stepnya. Nanti ada pilihan mau diinstall di partisi mana, pilih aja di SSD-nya. Untuk yang Windows 10, sign in langsung aja ke akun Microsoft. Karena seperti yang tadi gue bahas di langkah ketiga, product key-nya terkait dengan akun.

Habis itu, tinggal aja dulu. Ngemil atau ngopi, gitu. Eh, tapi install di SSD cepet banget lho. Gue inget banget waktu clean install pakai HDD biasa sejam ada kali, tapi tadi cuma sekitar 15-25 menit. Nanti akan ada pengaturan-pengaturan dari Microsoft yang bisa dipilih mau aktif apa nggak, kayak location service.

Nah, kalau udah sampai di desktop, tandanya udah berhasil nih clean install. Cek lagi Windows-nya udah aktif belum. Abis itu install driver dan pindahin data-data yang masih dibutuhkan dari HDD lama ke SSD baru ini.

Gampang kan? Sedikit cerita aja nih, gue waktu mau clean install tuh hebring banget lantaran gue takut kenapa-kenapa. Eh taunya... lamaan gue pas bongkar laptopnya daripada install.

Panjang juga ya ternyata jadinya. Gue baru pertama kali bikin post sepanjang ini.

Selamat menjalani hidup baru bersama laptop yang berjiwa baru!!! Percayalah, ini akan mengubah hidup lo. Karena prosesor Xeon dengan Nvidia Titan pun kalau HDD-nya cuma 5400rpm bakal bottleneck :(

Comments

Popular posts from this blog

Review Sakumini Y2 Mini: Murah Meriah Mantap

How To Solve Choppy Bluetooth Audio - Mac OS Catalina

Sometimes... I Feel Like,