Review 4 Bulan Bersama S7 Edge: Masih Cepat!

Ini adalah post pertama #REVIEWDET alias Review That, yang bakal ditulis oleh gue sendiri tentang gadget atau film yang udah gue tonton atau pakai. Review ini tentu aja subjektif, tapi gue selalu mencoba untuk nggak terlalu bias.

Selamat menikmati review pertama gue :)


---
Setelah gue mencari di Google, ternyata masih sedikit ya, review gadget yang berbahasa Indonesia. Khususnya untuk pemakaian setelah beberapa bulan dan nggak pakai benchmark. Mungkin karena unit yang dikasih untuk review itu cuma pinjaman ya, bukan pribadi. Karena itu, gue mau mencoba membuat review ini, meskipun #TELAT, karena handphone ini keluar Maret 2016, dan gue baru beli bulan Oktober, beli pun gara-gara S4 gue retak kacanya. Versi yang masuk di Indonesia SM-G935FD, yang gue pakai sekarang.


P.s: meskipun ini review dari kehidupan nyata, gue nggak ngetes buat dicemplungin ke air, karena setahu gue, kalau rusak dites ke air itu nggak termasuk dalam garansi, nanti siapa yang mau bayarin?! Gue juga nggak beli ini di Samsung langsung, tapi ini garansi SEIN kok.

PEMBUKAAN
Sebelum beli, gue memang sudah ngincer HP ini setelah sebelumnya sempat bingung apakah mau nunggu iPhone 7 atau beli S7 Edge aja. Kenapa? Karena gue lihat review-reviewnya bagus, terutama soal kamera, baik depan ataupun belakang. Review antara S7 Edge dan iPhone 6S kebanyakan dimenangkan S7 Edge, tergantung yang review juga, sih. Baterai pun nggak banyak yang komplain, kecuali memang dapat unit defect. Hmm, kita lihat, apa memang reviewnya sesuai dengan kenyataan?

SPESIFIKASI
Sedikit ngomongin tentang spesifikasinya ya, jadi meskipun HP ini flagship, tapi ada versi yang dual SIM, lho. Yang gue pakai, setahu gue dual sim. Tapi, dual sim ini cuma bisa dipakai kalau lo nggak pakai SD card, tapi kalau lo ngotot banget mau dual sim + SD card, ada triknya di Kaskus, cari aja di thread officialnya S7.

Seperti biasa, Samsung selalu buat dua versi untuk HP flagshipnya, untuk pasar Asia dan pasar Amerika/Eropa. Yang di Asia pakai Exynos, yang satunya lagi pakai Snapdragon. Review di Youtube sih bilang lebih bagus yang Exynos, secara performa dan efeknya ke baterai. Memang gue dengar Qualcomm akhir-akhir ini lagi banyak masalah, sih.

Versi yang gue punya, pakai Exynos 8890 Octa, dengan 4GB RAM dan memori internal 32GB.

IMPRESI PERTAMA
Oke, sekarang gue akan bahas tentang pandangan pertama. Pas dibuka sama mbak-mbak tokonya, yang ada di pikiran gue: O M G sleek banget!!! Pengen gue goret gitu kaca belakangnya gara-gara terlalu mulus. Sayangnya, gue nggak tahu apa ini unit tertentu aja yang ada stikernya di bagian belakang, dan menurut gue ini merusak estetikanya banget, karena stikernya susah dikorek, setelah dikorek pun masih berbekas. Beratnya jelas jauh lebih ringan dibandingkan S4 gue yang pakai baterai gendong, sekitar 140-an gram, karena gue nggak suka HP yang terlalu ringan.

Terasa kokoh juga, karena belakang bodinya pakai kaca, yang sayangnya nggak bisa buat ngaca kayak Z5 Premium. Kebetulan gue dapet unit yang gold, karena setelah muter-muter satu ITC gue nggak dapet yang pink gold, padahal udah ngincer dari lama, huhu. Bezelnya kecil banget, karena ada edge-nya (oh fitur gimmick...). Baik bodi depan dan belakang, sama-sama fingerprint magnet, sekali megang udah banyak bekas cap dimana-mana, terutama kalau tangan lo berkeringat kayak gue, ya selamat ngelap-in cap tangan.


Hal pertama yang gue lakukan adalah ngecek dengan magic code, tapi gue lupa apa. Everything works well, meskipun di sini gue agak gimana gitu sama kameranya.

KAMERA DEPAN
Nggak sefantastis yang dibilang di review, ah. Terutama di lighting yang kurang pas, seperti di ITC yang cahayanya mbleber dari etalase dan dalam toko. Kamera depannya juga entah kenapa, bikin efek kayak cat minyak. Terlalu fake, gitu. Oke lah, gue pikir, masih ada kesempatan lain, siapa tahu emang lightingnya aja yang jelek. Lagian udah gue beli, masa gue balikin?

Sampai di rumah, gue coba buat foto-foto bocah kucing. Wah, warnanya berubah, jadi lebih bagus. Untuk kamera depan, aduh, menurut gue malu-maluin sih untuk HP semahal ini. Masa kamera yang dikhususkan untuk selfie, yang jaraknya paling 15-20 cm, dan kadang dipakai ngaca, fokusnya infinity? Samsung, are you kidding me?

Buat kalian yang nggak tahu fokus infinity itu apa, jadi fokus di kamera depan ini diatas sekitar >35 cm. Kalau jarak objek ke lensa kurang dari segitu, objeknya jadi blur, tapi hal di sekitar lo akan jadi tajam. Buat ngaca pun jadi nggak bisa, karena di layar ya blur semua. Biasanya kalau kita ngaca kan komedonya keliatan, tuh, kalau di HP ini komedonya jadi blur, dan itu nggak bagus buat gue. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan ya... pakai tongsis atau selfie-nya harus jauhan sedikit. Gagal foto cantik deh, huhuhu.

Bagusnya, lensa untuk kamera depannya lebih wide dibandingkan merek lain, dan masih ditambah dengan mode wide selfie, jeleknya dari lensa ini, kalo posisi lo ada di pinggir, kemungkinan muka lo bakal keliatan gepeng. Ada mode untuk memperbaiki hal ini sih, namanya shape correction. Oh ya, gue kasih tahu aja, jangan pernah pakai kamera depannya kalau cahayanya lagi gelap banget. Meskipun bukaannya f/1.7, tapi hasil fotonya kayak pakai cat minyak. Reproduksi warnanya juga udah agak ngawur. Nilai untuk kamera depannya, dengan skala 1-10, dapet 5 doang. Masih bagusan kamera depannya S4, sumpah. Lebih tajam, warnanya lebih bagus. Gue pun kaget, karena reproduksi warna di kamera depan S6 Edge teman gue, lebih bagus, dan lebih tidak terlihat seperti lukisan. Aneh deh, kamera belakangnya naik kelas, kamera depannya malah turun kelas, jauh.

Sangat nggak direkomendasikan untuk orang yang suka selfie natural.

KAMERA BELAKANG
Kamera belakangnya, dengan pencahayaan yang bagus, hasilnya pun bagus banget. Ada mode Pro juga, jadi lo bisa ngatur kamera HP ini seperti DSLR, kecuali aperture, yang nggak bisa diubah, tetap di f/1.7. Shutter speednya paling lama 10 detik, agak kecewa sih, secara OnePlus 3 mentoknya di 30 detik. ISO mentok di 800, tapi memang di 800 noisenya udah banyak dan jelek sih, haha. Jangan berharap terlalu banyak, karena dengan aperture sebesar ini, foto landscape lo akan terlihat sedikit tidak tajam, tapi bokehnya lumayan bagus. Autofokusnya, ya, memang seperti yang dikatakan review lain, cepet banget, cuy! Sejak keluar S6, Samsung juga memasukkan fitur akses cepat ke kamera, jadi tinggal tekan home button dua kali, tadaaa, tanpa nge-lag (mungkin seiring pemakaian, akan nge-lag).

Jujur, gue kecewa sih dengan kameranya. Nggak sebagus yang dibilang orang-orang. Ternyata setelah gue search, sensor kamera untuk S7 Edge ini ada dua, Sony dan Samsung. Sialnya, yang buatan Sony ini lebih bagus sensornya. Sialnya lagi, punya gue yang Samsung.

VIDEO
Videonya lumayan bagus, meskipun pas cahaya sedikit. Karena kamera ini udah ada OIS, untuk video jalan-jalan, smooth banget sih, kayak pakai Steadicam. Cuma, yang masih gue bingung, waktu itu gue foto teman gue, di luar ruangan, tapi warnanya ngawur banget, tapi teman gue yang foto pakai iPhone 4 (!!!) warnanya keluar banget. Pas ipar gue ngefotoin dengan kondisi low light pakai S6 dia aja, warnanya lebih bagus punya dia. Andaikan S6 nggak bermasalah RAM dan baterainya, gue pilih S6 aja deh.

SENSOR FINGERPRINT
Lalu, register fingerprint. Wow, lumayan cepat, tapi masih lebih cepat iPhone 6S, menurut gue. Bentuk home button yang oval ini menurut gue turut menambah tingkat ke-error-an dibandingkan home button iPhone yang bulat. Batas register fingerprintnya cuma 4. Belom nyoba pakai tapak kucing sih, siapa tahu berhasil.

MEMORI INTERNAL
Sisa memori dari awal gue beli cuma sekitar 24GB. Banyak kemakan di system memory, 7.28GB. Lebih parah dulu pas S4 gue, beli 16GB cuma sisa 8-9GB, gila apa?

Memorinya udah pakai UFS 2.0 tapi, meskipun kalau ditandingin sama NVME-nya iPhone masih kalah *nangis*. Yup, memang ini cepat banget, buat buka aplikasi banyak masih lancar, perpindahan antar aplikasi pun lancar, sampai sekarang. Gue teringat, dulu pas mau cari lagu pakai SoundHound, nungguin aplikasinya ngeload, eh lagunya udah selesai. No more! Untuk SD card, gue pakai Sandisk Extreme 64GB, yang kadang buka galeri aja thumbnailnya nggak keluar-keluar.


KONKLUSI
Sampai sekarang, untuk buka aplikasi masih sangat cepat. RAM-nya yang 4GB juga lumayan banget, gue sering buka browser tapi nggak gue end task, dan pas gue buka lagi, ya masih disitu lokasinya. Sayang, integrasi antara kamera dengan aplikasi masih jelek. Snapchat, contohnya, autofokusnya jelek, noise banyak, sharpness ancur, warna aneh, apa lagi kalau low light, padahal kalau di native app, fine-fine aja tuh.

Untuk orang yang suka selfie natural, bukan ala-ala efek, mending kalian beli merek lain deh. Gue serius, kamera depannya sejelek itu.

Overall, menurut gue masih worth buat dibeli sampai sekarang. Mendingan nunggu S8 keluar sih, biar harganya udah turun. Atau sekalian aja beli S8. Maaf ya nggak ada fotonya, gue nggak tahu mau foto pakai apa.

Comments

Popular posts from this blog

Review Sakumini Y2 Mini: Murah Meriah Mantap

How To Solve Choppy Bluetooth Audio - Mac OS Catalina

Sometimes... I Feel Like,