Rekomendasi Merek Laptop di Indonesia, Apa Ya?
(ngeliat post terakhir)
Sepertinya perlu diketahui juga sekarang daily driver gue adalah Macbook Pro, dan jujur gue sangat puas dengan performanya, meskipun harganya bikin kantong bolong banget. Karena itu, untuk orang-orang yang punya bujet Rp15 juta ke atas, gue akan merekomendasikan lini Macbook sih. Terutama karena biasanya orang yang minta rekomendasi ke gue bukan orang yang penggunaannya cukup spesifik (buat game ataupun desain).
Untuk bujet selain itu, gue akan nanya: maunya merek apa?
Pertanyaan tentang preferensi merek ini menurut gue jadi penting karena dengan budget yang ditentukan, banyak banget laptop yang bisa direkomendasikan. Lalu, hasilnya, hampir semua yang gue tanya nggak pernah jawab secara pasti. Biasanya lebih ikut ke bujet yang diberikan bisa dapat laptop apa. Nah, jujur, ini jadi pertanyaan gue juga: apa merek laptop yang paling bagus?
Menurut Digital Trends (2020), merek laptop yang paling bagus adalah Dell. Sementara, kata Mashable (2020), laptop dengan review-review terbagus datang dari Lenovo. Mana yang benar?
Cerita sedikit pengalaman gue sama laptop ya. Pertama kali gue punya laptop itu tahun 2009, merek Acer. Percaya apa nggak, laptopnya masih hidup sampai sekarang. Jelas udah nggak selancar dulu, tapi masih hidup dan jalan seperti biasa. Setelah itu, gue ganti jadi Axioo, merek lokal. Nama mereka udah nggak sekencang dulu, produknya pun mulai nggak update setahu gue, jadi gue nggak pernah masukin Axioo lagi ke daftar laptop pilihan.
Tahun 2012, gue ganti jadi ASUS. Selama ini sih, ASUS selalu memberikan performa = harga ya. Desainnya pun ke sekarang cenderung lebih elegan dibandingkan laptop lain dengan harga yang sama. Laptop gue yang ini cuma rusak di harddisk yang jebol, itupun karena gue yang keseringan sleep. Sampai sekarang laptopnya masih nyala dengan lancar.
Terakhir sebelum ganti ke Macbook, tahun 2016 gue pindah ke Lenovo, karena kepingin main game. Nah, laptopnya sih masih nyala juga sampai sekarang, tapi sayangnyaaa.. engselnya patah di dalam. Jadinya kalau buka sesuatu yang ada objek warna hitam, satu layar langsung redup ataupun ngedip-ngedip. Gue bawa ke tempat servis, tapi katanya memang ciri khas rusaknya Lenovo adalah rusak di engsel. Dua teman gue juga punya Lenovo, masalahnya sama persis. Ketika gue tanya ke service center officialnya pun, katanya sudah nggak ada sparepartnya lagi. Jadi ya, terima nasib. Karena itu, sekarang gue nggak pernah merekomendasikan Lenovo lagi.
Untuk laptop seperti HP dan Dell, gue belum pernah pakai dan belum berniat dalam waktu dekat.
Dari tiga laptop di atas, melihat perkembangannya sekarang, gue lebih merekomendasikan ASUS kalau bujet mepet, dan Macbook kalau bujetnya besar.
Oiya, berhubung ada teman yang pernah bilang sebuah merek jelek karena laptopnya cepat lemot, kalian juga harus tahu kalau cepat atau nggaknya laptop lemot itu tergantung sama HARDWARE (kecuali Macbook), dan masalahnya seringkali ada di HARDDISK. Itulah kenapa gue selalu ngasih rekomendasi yang sudah pakai SSD, karena menurut gue sayang aja kalau laptop masih pakai harddisk. Toh, sekarang nambah sekitar 1 juta juga dapat yang pakai SSD. Kedengeran mahal ya? Memang, tapi worth it dengan kesehatan jiwa kalian (ini serius), dan kalau kalian berencana pakai laptop itu 2-3 tahun, percaya deh, SSD bakal bikin laptop kalian nggak lemot dalam waktu lama.
Tapiii... Kembali lagi ke kalian, sepengalaman kalian, apa laptop yang paling bagus. Kalau gue, biasanya akan memilih berdasarkan dari pengalaman. Dari pengalaman gue, sebenernya semua merek itu sama aja secara kualitas. Yang ngebedain antara mereka adalah fitur ataupun perhatian terhadap aspek di laptop, seperti ASUS yang desainnya elegan dengan harga yang murah, ataupun HP dan Lenovo dengan fitur-fitur uniknya.
Comments
Post a Comment